
Hari berikutnya, anak muda ini
sedang menaiki sepeda motornya lagi untuk menuju ke gereja. Hari itu, ia harus
bertugas pelayanan sebagai pemimpin pujian. Tapi, tiba-tiba hujan turun deras
sekali seperti kemarin. Anak muda ini terpaksa berteduh dan ia kembali berdoa
yang sama seperti kemarin. Hanya saja, kali ini hujan tidak juga berhenti,
malah semakin rata dan kelihatannya bakal lama. Anak muda ini berpikir, lalu
melihat bahwa tak jauh dari tempat ia berteduh ada sebuah toko yang menjual jas
hujan. Maka ia pun membeli jas hujan itu dan bisa meneruskan perjalanan.
Hari berikutnya, saat hendak
berangkat dari kos-kosannya menuju kampus untuk perrtemua penting dengan dosen,
tiba-tiba hujan turun lagi. Ketika anak muda ini hendak mencari jas hujan yang
baru kemarin dibelinya, ternyata jas hujan itu raib entah kemana. Mungkin ada
pencuri yang mengambilnya. Ia berdoa pada Tuhan, dan ia juga berusaha mencari
pinjaman jas hujan. Namun, semua penghuni kos itu sedang tidak ada di tempat.
Saat sedang bingung ditempat parkiran itu, tiba-tiba ada suara klakson mobil.
Rupanya, seorang teman kuliah dan juga tetangganya lewat. Ia lalu menawai anak
muda ini untuk ikut saja naik mobilnya. Maka akhirnya, anak muda ini bisa
sampai di kampu dengan tepat waktu bahkan lebih cepat dan tidak perlu kebasahan
sama sekali.

Source : Spririt Next